Berita

Agustusan dan Merti Desa, Pemdes Meteseh Gelar Wayang Kulit

METESEH, Pemerintah Desa Meteseh, Kecamatan Boja menggelar pementasan wayang kulit, Senin (29/8) malam dengan dalang Ki-Mangun Yuwono dari Comal. Wayang kulit digelar di Dukuh Teseh mengambil lakon Tumuruning Wahyu Katentreman.

Hadir dalam acara tersebut, Camat Boja, beserta Forkopincam, juga dihadiri Beberapa Anggota Dewan dari Fraksi Nasdem H.Siswoyo S.H., M.Kn., Fraksi PDI-P H. Tri Purnomo S.Sos., beberapa Kepala Desa Tetangga dan Babinsa-Babhinkamtibmas serta para tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Karang taruna Desa Meteseh, serta undangan lainnya. 

Acara dimulai Do’a pembukaan di lanjutkan menyanyikan lagu Indonesia raya Bersama-sama, ada pemberian apresiasi dari kepala desa kepada putra putri Desa Meteseh yaitu kepada ananda Shinta Marta Lorenza sebagai Duta Pemuda Indonesia perwakilan Jawa Tengah dan juga ananda Ndaru Lintang Rayyan Prawira sebagai Juara Duta Generasi Berencana Kabupaten Kendal. setidaknya, dengan memunculkan mereka akan memotivasi pemuda pemudi meteseh untuk berlomba-lomba menjadi pemuda pemudi yang berprestasi. 

Kepala Desa memberikan apresiasi terhadap putra-putri yang berprestasi

Selanjutnya pembagian Hadiah Lomba-lomba dilanjutkan Sambutan laporan Ketua Panitia, Sambutan Kepala Desa sekaligus penyerahan wayang kepada Ki-Dalang Mangun Yuwono dengan Judul “Wahyu Ketentraman "sebagai tanda dimulainya pagelaran wayang kulit. 

Dalam sambutannya Kepala Desa  mengapresiasi dan berterima kasih kepada masyarakat dan Pemerintah Desa Meteseh, yang telah melaksanakan kegiatan merti desa sebagai salah satu bentuk pelestarian tradisi dan budaya bangsa.

Menurut Sisyanto, S.SOs, selaku Kepala Desa Meteseh, merti desa pada hakikatnya merupakan sebuah kegiatan yang menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan-Nya. Karunia tersebut bisa berupa apa saja seperti limpahan rezeki, keselamatan, ketentraman dan sebagainya. 

“Kegiatan seperti ini juga merupakan sebuah wadah dimana para penduduk bisa membina tali silaturahmi, saling menghormati, serta saling asah, asih dan asuh. Kesemuanya itu merupakan nilai-nilai kearifan lokal yang harus terus dijaga, agar tidak tergerus oleh derasnya perubahan zaman,” katanya.

Beliau juga mengungkapkan, kita bersyukur dapat kembali mengadakan berbagai kegiatan sosial kemasyakatan secara lebih leluasa, karena pemerintah telah memberikan pelonggaran aturan seiring meredanya pandemi Covid-19. 

“Sambil tetap selalu menjaga kesehatan, kini saatnya kita pulih lebih cepat bangkit lebih kuat, sebagaimana tema peringatan Hari Kemerdekaan tahun ini yang kita rayakan bersama dengan penuh suka cita,” imbuhnya.

Share :